Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anunnaki : Nenek Moyang Bangsa Sumeria (Seluruh Manusia)

Anunnaki-nenek-moyang-bangsa-sumeria

Melangkah jauh ke sekitar 445.000 tahun yang lalu di mana ada sebuah bangsa yang sangat maju peradabannya. Bangsa yang akan kita kenal dalam sejarah dengan sebutan bangsa sumeria. Bangsa Sumer mempunyai arti tanah orang-orang yang berkepala hitam. Bangsa ini menetap di wilayah Mesopotamia sekitar tahun 4500 hingga 1750 sebelum masehi. 

Mesopotamia jika diartikan dalam bahasa Yunani memiliki arti tanah di antara dua Sungai. Dinamai begitu karena memang letaknya ada diantara sungai Tigris dan Eufrat. Wilayah Mesopotamia sekarang lebih kita kenal dengan wilayah Irak. 

Dulu, wilayah tersebut terdiri dari kota-kota bertembok besar yang terpisah dan masing masing punya rajanya sendiri. Bangsa sumeria tercatat dalam sejarah sebagai bangsa kuno yang paling maju di dunia. 

Mereka merupakan salah satu peradaban pertama yang mengembangkan sistem tertulis yang kompleks yang dikenal sebagai tulisan Kune, yang digunakan untuk menyimpan catatan puisi dan catatan sejarah mereka. 

Bangsa sumeria pun dikenal karena kemajuan dalam bidang pertanian, arsitektur, matematika dan astronomi.  

Mereka membangun kota-kota besar seperti Uruk, Ur, dan Lagas dan menciptakan sistem politik yang terorganisir. Dengan pemerintahan yang dikuasai oleh raja-raja dan imam-imam kuat. Sayangnya mereka runtuh pada abad 2000 sebelum masehi karena diserang oleh bangsa-bangsa yang jauh lebih kuat seperti bangsa Akadia dan bangsa Babilonia. 

Namun, meski mereka hancur dan punah bangsa sumeria telah meninggalkan warisan sejarah yang berperan sangat penting untuk peradaban manusia. Warisan-warisan itu salah satunya ditemukan di korsabat Irak. Berdasarkan hasil penelusuran dalam riset ini, ada dua versi informasi tentang penemuan warisan arkeologi peninggalan bangsa sumeria.

Versi pertama menyebut bahwa ketika diadakan proyek penggalian harta karun arkeologi itu, terjadi pada bulan Oktober tahun 1849, oleh seorang arkeolog Inggris yang tidak disebutkan namanya. Sementara versi keduanya menyebut proyek penggalian itu dilakukan pada bulan Maret di tahun 1843, dengan kelompok yang dipimpin oleh ilmuan Prancis bernama Paul Emil Bota, yang berhasil menemukan sisa istana Asiria yang besar pada tanggal 23 Maret.

Intinya dari kedua versi tersebut, dari hasil proyek penggalian di sisa-sisa istana, ditemukan prasasti bangsa Sumeria berupa 14 tablet batu yang bertuliskan cerita tentang peradaban tertua di dunia, tentang awal mula penciptaan manusia dan adanya sekelompok makhluk kuat yang digambarkan oleh bangsa Sumeria sebagai Dewa atau orang langit yang punya mata bersinar, memancarkan Aura getaran dari dunia lain dan bangsa sumeria meyakini bahwa makhluk kuat tersebut terhubung dengan bintang di langit. 

Mereka menyebut makhluk-makhluk tersebut dengan nama Anunaki. Sebuah nama yang berarti “yang dari surga datang ke bumi.” 

Siapa Anunnaki?

Penggunaan istilah Anunaki ini yang paling awal diketahui berasal dari Prasasti yang ditulis pada masa pemerintahan Gudea, sekitar tahun 2144 hingga 2124 sebelum masehi dan dinasti ketiga bangsa Ur. 

Dari 14 tablet batu yang ditemukan, sudah banyak arkeolog dan antropolog yang menelitinya. Termasuk salah satunya adalah seorang antropolog liar bernama Zecharia Sitchin yang telah mempelajari tablet batu tersebut selama 30 tahun hidupnya.

Sitchin kemudian menerbitkan buku di tahun 1976 dengan judul “The 12th planet” yang artinya planet ke-12. Di mana dalam buku tersebut Sitchin mengatakan bahwa para dewa Sumeria bernama Anunnaki sebenarnya merupakan pengungsi dari dunia lain.

Tablet-tablet yang ada menjelaskan tentang dewa permulaan atau semacam Tuhan yang menciptakan. Selain itu, disebut juga bahwa sang pencipta dalam Kitab Kejadian, Taman Eden, Adam dan Hawa. Semua itu adalah ciptaan Dewa holistik, makhluk dunia lain atau alien.

Keseluruhan dari dua tablet pertama menjelaskan Siapa mereka dan dari mana mereka berasal. Tablet 3 menjelaskan tentang enam hari penciptaan atau penyelesaian di bumi. Tablet berikutnya menjelaskan bagaimana ras manusia dibentuk dari hasil manipulasi genetik yang dibuat oleh makhluk-makhluk yang datang ke bumi.

Bahkan teknologi yang berkembang dalam bangsa Sumeria, berasal dari makhluk-makhluk tersebut. Sitchin menafsirkan dari teks yang tertulis di tablet batu, kalau Anunnaki berasal dari planet Nibiru yang berada di ujung tata surya dan akan memasuki orbit yang dekat dengan bumi setiap 3.600 tahun sekali.

Nibiru digambarkan sebagai planet yang berkali-kali lipat lebih besar dari diameter bumi. Namun planet Nibiru ini merupakan sebuah planet dengan kandungan oksida besi yang sangat berlimpah.

Saking berlimpahnya bahkan sungai dan danau di Nibiru, jadi terlihat berwarna merah. Kandungan oksida besi itu juga yang akhirnya membuat Nibiru berubah pesat ke arah yang lebih buruk.

Karena kandungan besi merusak atmosfer dan membuat planet Nibiru menjadi tempat yang tidak bersahabat untuk kehidupan. Anunnaki jadi kehilangan banyak sumber daya mereka dan mulai kekurangan makanan. 

Meski teknologi mereka yang merupakan perpaduan antara alkimia dan sihir itu sangat canggih, tapi mereka membutuhkan sebuah elemen untuk membuat teknologi itu bekerja. Elemen itu adalah emas. 

Anunnaki membutuhkannya karena logam tersebut punya sifat yang murni. Nano partikel emas bisa digunakan untuk memperbaiki lapisan ozon, bahkan mampu bertahan dari radiasi kosmik.

Itu sebabnya Nasa menggunakan foil berlapis emas untuk stasiun luar angkasa mereka supaya bisa bertahan dari radiasi. Sayangnya, emas itu barang yang sangat langka. Di Nibiru mereka tidak punya emas yang cukup untuk menjalankan teknologi mereka. 

Hingga akhirnya, Anunnaki menjelajah alam semesta dengan pesawat luar angkasa mereka dan mencari planet yang mengandung emas. Bisa dibayangkan semaju apa peradaban mereka ketika bumi masih berada di zaman purba, Anunnaki sudah jadi astronut yang menjelajah alam semesta.

Mereka juga berhasil menemukan planet bumi yang punya banyak kandungan emas di dalamnya. Anunnaki lalu mendarat di bumi yang masih dalam era purbakala. Mereka melihat bumi dengan kondisi yang masih liar dan hanya dihuni oleh berbagai hewan purba seperti, mamot, reptil purba, dinosaurus, dan kera.

Eridu : Kota Anunnaki

Anunnaki yang disebut oleh bangsa Sumeria sebagai Dewa pencipta, kemudian memilih wilayah Mesopotamia yang dekat dengan teluk Persia sebagai tempat tinggal sementara mereka. Anunnaki membangun kota yang indah untuk pemukiman pertambangan mereka.

Kota itu bernama Eridu alias Stasiun bumi satu. Mereka juga menciptakan taman indah yang dipenuhi buah pohon dan hewan. Taman itu dinamai oleh mereka dengan nama Taman Eden. 

Familiar dengan namanya? Ya, itu yang disebut-sebut sebagai taman surga atau Taman Suci. Taman di mana para Anunnaki, dewa-dewa alien itu menghabiskan waktu. Sebab tujuan mereka datang ke bumi adalah untuk menambang emas.

Anunnaki ternyata tidak sendiri. Mereka membawa ras alien lain yang menjadi budak mereka. Ras itu disebut sebagai Igigi yang melayani Anunnaki dengan melakukan kerja paksa menambang emas di bumi.

Kisah tentang anunaki dan Igigi ini sama dengan apa yang tertulis dalam sejarah Babilonia, yang ditulis di abad ke-18 sebelum masehi. Setelah menjalani kerja paksa yang sangat berat selama beberapa ribu tahun, Igigi tampaknya muak dan akhirnya memberontak menghadapi penindasan yang dilakukan Anunnaki.

Peristiwa pemberontakan ini menjadi tragedi perang pertama di bumi. Namun, Igigi tidak bisa mengalahkan Anunnaki, sehingga mereka akhirnya kalah dan di musnahkan. Di sisi lain, setelah Igigi punah, Anunnaki kehilangan budak untuk menambang.

Mereka mulai berpikir untuk menciptakan budak di bumi lewat rekayasa genetik, supaya dapat menghasilkan budak baru yang cukup cerdas untuk bekerja secara kompleks, tapi tidak cukup kuat untuk melawan mereka.

Eksperimen yang mereka jalani ini diceritakan secara rinci dalam artefak Atrahasis yang menyebut bahwa sebelum manusia tercipta, sudah ada banyak makhluk unik hasil rekayasa genetik.

Awal Mula Manusia Tercipta

Makhluk-makhluk itu dianggap belum sempurna, hingga beberapa di antaranya akhirnya dimusnahkan. Anunnaki kemudian menggabungkan DNA mereka dengan DNA homo Erectus alias manusia purba, sehingga terciptalah homo sapiens alias manusia.

Hasil persilangan ini nyatanya memuaskan Anunnaki. Manusia dianggap cukup kuat untuk dijadikan budak pertambangan dan cukup cerdas untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang rumit. Tablet yang ditemukan di Irak menyebut, bahwa manusia pertama ciptaan Anunnaki ini bernama Adam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Adam artinya manusia.

Anunnaki lalu menciptakan manusia-manusia lain. Dalam salah satu kisah disebut bahwa ada manusia yang tercipta dari tulang rusuk Adam. Yang mungkin merujuk pada Hawa dalam banyak sejarah peradaban manusia.

Setelah Proses penciptaan ini, menurut fektograf dan teks sejarah, Anunnaki kemudian mengajarkan manusia kemampuan-kemampuan dasar seperti berbicara, bersosialisasi, berkebun, menulis, membangun rumah dari tanah liat dan batu. Dan diajarkan membuat menjalankan teknologi supaya bisa melayani Anunnaki.

Perlu diketahui bahwa dalam setiap catatan artefak, Anunnaki selalu digambarkan dengan sosok yang tinggi sekali dan sangat kuat. Memiliki senjata super canggih, yang banyak untuk menghalau pemberontakan. Sehingga, manusia-manusia menganggapnya sebagai dewa-dewa mereka yang disembah dan dilayani.

Anunnaki lalu menempatkan manusia di tambang dan di tempat lain di Mesopotamia. Manusia, saat awal penciptaan itu steril alias tidak dapat berkembang biak. Tapi karena seiring meningkatnya permintaan tenaga kerja di pertambangan, akhirnya genetik manusia direkayasa kembali, sehingga mampu bereproduksi.

Awalnya, Anunnaki senang dengan keberadaan manusia-manusia ini. Mereka bahkan mengizinkan manusia tinggal di Eridu bersama mereka dan diperbolehkan mengunjungi Taman Eden.

Izin tersebut disertai syarat dan perintah supaya manusia tidak terlalu banyak bereproduksi. Namun, manusia tidak memenuhi perintah ini. Seiring berjalannya waktu populasi manusia jadi berlebihan di Eridu.

Sehingga menyebabkan Anunnaki harus mengusir banyak manusia dari Eridu dan Eden. Membuat manusia hidup di pengasingan alam liar.

Peristiwa ini yang kemudian memunculkan kisah Taman Eden dan pengusiran Adam dan Hawa dari surga. Hal yang tak disangka adalah meski berada di alam liar, manusia berevolusi menjadi lebih cerdas. Manusia ternyata mampu bertahan dan membangun peradaban baru di luar Mesopotamia.

Sementara manusia-manusia yang bertahan di Mesopotamia, kemudian diberi kepercayaan untuk mengasuh keturunan Anunnaki. Bahkan kemudian ada yang melakukan hubungan terlarang hingga menghasilkan anak-anak campuran dari ras manusia dan ras Anunnaki yang dikenal dengan nama Nifilim atau raksasa di zaman dulu. 

7-anak-anunnaki

Jika kembali melihat dari artefak peninggalan bangsa Sumeria tertulis bahwa ada tujuh dewa utama Anunnaki, yaitu : Anu, Enlil, Enki, Ki, Nanna, Inanna, dan Utu. 

Dewa Mitologi Sumeria

Dewa terkuat dalam mitologi Sumeria adalah Anu, yang berdasarkan kaligrafi Akadian, sebenarnya Anu adalah personifikasi surga yang punya kebijaksanaan tidak terbatas. Anu menjadi dewa tertua yang paling dihormati dengan tempat pemujaan hampir di semua kota di Sumeria.

Anu punya istri yang dikenal dengan nama dewi Ki yang mewakili bumi. Persatuan antara Anu dan Ki inilah yang menghasilkan Anunnaki, yang diterjemahkan sebagai anak langit dan bumi. 

Anunnaki yang pertama adalah Enlil, penguasa udara, angin dan badai, yang bertanggung jawab menjaga jarak aman antara surga dan bumi. Dulu, bangsa sumeria sangat percaya kalau sebelum Enlil lahir, langit dan bumi itu tidak terpisahkan. Tapi, setelah Enlil lahir, akhirnya terpisah.

Enlil juga dianggap sangat suci, sehingga dewa-dewa lain pun tidak bisa memandangnya. Kekuatan Enlil tidak hanya itu, dia juga memiliki tablet takdir yang berisi nasib para dewa dan umat manusia. sehingga ini memberinya kekuasaan dan otoritas yang sangat besar.

Dalam beberapa prasasti, Enlil punya julukan sebagai Father of The Blackhead People atau bapak orang berkepala Hitam. 

Enlil punya adik bernama Enki, Dewa lautan dan sungai yang perkasa, si pelindung kota Eridu. Dia yang selama beberapa ribu tahun mengatur dan menjaga kota Eridu.

Enki juga yang diperintahkan oleh Anu, untuk merekayasa genetik, menciptakan manusia sebagai budak baru mereka. Dalam artefak Atrahasis disebut-sebut bahwa sebelum tercipta manusia, sudah ada banyak makhluk unik hasil penciptaan Enki.

Di kemudian hari, Enki menikah dengan perempuan dari rasnya, bernama Ninhursak yang ikut membantu membangun bangsa Sumeria bersama Anu dan Enlil. 

Setelah Enki, ada adiknya yang bernama Nanna sang Dewa bulan. Dewa kebijaksanaan dan rasa keingintahuan. Nanna bertanggung jawab untuk mempelajari pengetahuan ilmiah dan astronomi kepada manusia.

Setelah Nana lahir ada Utu yang menjadi personifikasi matahari, sang pembela keadilan, kebenaran, dan moralitas. Konon, Utu punya kereta Suci yang bisa digunakan untuk ke surga. Sosoknya memancarkan kecemerlangan yang mampu untuk melenyapkan dunia.

Utu punya saudara kembar bernama Inanna Sang Dewi kesuburan, Dewi perang, dan kekuatan politik. Di beberapa catatan dia disebut sebagai Ratu surgawi. Dewi Inanna adalah salah satu Dewi yang paling terkenal di Mesopotamia. Saking terkenalnya hingga diadaptasi oleh masyarakat Akadia, Babilonia dan Asiria, dengan nama Ishtar.

Di dalam tablet Sumeria tertulis bahwa setelah manusia kelebihan populasi dan banyak terjadi perkawinan silang, Enlil yang saat itu sudah menggantikan ayahnya memimpin ras Anunnaki, akhirnya menjadi marah.

Dia memastikan bahwa tidak akan pernah ada manusia yang akan naik tahta kekuasaan dan berpotensi menguasai Nibiru dengan adanya perkawinan silang.

Bertahun-tahun kemudian, setelah kemarahan Enlil, ternyata Nibiru memasuki siklus 3600 tahun dan mendekati orbit bumi lagi. Nibiru memiliki gravitasi yang sangat kuat sehingga menciptakan kekacauan di Matahari dan di bumi.

Momen inilah yang akan menjadi kehancuran peradaban awal manusia. Enlil membiarkan alam bekerja menghancurkan makhluk ciptaan adiknya. 

Kisah ini sebenarnya tercatat dalam Colbrin sebuah Injil kuno yang ditemukan di Skotlandia. Dalam Injil kuno tersebut, Nibiru disebut sebagai penghancur. Tulisannya jika diterjemahkan akan akan berbunyi “manusia melupakan hari-hari penghancur. 

Hanya orang bijak yang tahu ke mana Nibiru pergi dan Nibiru akan kembali pada waktu yang ditentukan. penghancur warnanya cerah dan garang, bentuk selalu berubah karena tampilannya tidak stabil, sebab tubuhnya terdiri dari api yang ganas.” 

Sumber yang ada menyatakan bahwa teks tersebut telah dihilangkan di Alkitab. Seperti teks mengenai gulungan Laut Mati.

Planet Nibiru, Benarkah Ada?

Dari sudut pandang sains dan astronomi keberadaan planet ni biru ini diperkirakan benar adanya. Salah satu buktinya adalah Nasa pada tahun 2017 menerbitkan sebuah artikel berjudul “The Super-Earth That Came Home for Dinner” yang menunjukkan bahwa ada kemungkinan planet sembilan. 

Sebuah planet yang kemungkinan 10 kali lipat massanya dari bumi dan 20 kali lebih jauh dari matahari, jika dibandingkan Neptunus. Planet 9 ini kemungkinan berlama-lama ada di tepi luar tata surya bersembunyi. 

Kalau planet 9 ini kembali mengorbit ke dalam tata surya, maka planet ini akan menjadi bumi versi Super yang ada.

Meskipun dalam teks sejarah Nibiru disebutkan biasanya lewat dalam orbit tanpa menyebabkan kerusakan, tapi dari yang tertulis dalam tablet, ketika Nibiru melintas mendekati bumi, ada satu peristiwa bencana yang terjadi.

Bencana ini diawali dengan keanehan-keanehan yang luar biasa. Seperti munculnya bintik-bintik hitam yang muncul di permukaan matahari. Lalu medan magnet bumi menjadi lebih lemah. Ditambah suhu bumi meningkat sehingga lapisan es di kutub-kutub bumi pun mencair.

Peristiwa ini mencapai puncaknya ketika air laut meningkat, menciptakan air bah di mana-mana. Teks di tablet batu menuliskan bahwa beberapa hari sebelum air bah datang, bumi bergemuruh seolah mengerang kesakitan.

Pada malam sebelum bencana melanda bumi, di surga Nibiru terlihat seperti bintang yang bercahaya. Banjir bah yang terjadi di Eridu disebut-sebut sebagai Eridu Genesis.

Kisahnya tercatat tapi masalahnya tablet yang menuliskannya telah banyak yang hancur sehingga yang tersisa dari cerita itu hanya potongan potongannya. Tablet yang ada berkata kalau bencana banjir bah itu dilihat oleh Enlil sebagai kesempatan untuk membersihkan planet bumi dari manusia yang dianggap tidak layak.

Enlil memutuskan kembali ke Nibiru tapi ternyata banyak Anunnaki yang memilih untuk tinggal di bumi agar bisa menyaksikan banjir serta kehancuran di bumi dari kapal mereka. 

Sebelum bencana terjadi, lapisan es besar di Kutub Selatan bertabrakan dengan longsoran es yang mengarah ke laut. Kemudian menciptakan tsunami besar di mana mana. 

Tsunami yang disebut air bah terus bergerak ke utara mencapai Pertambangan emas yang dibangun Anunnaki di Afrika Utara. Gelombang pasangnya terus berlanjut hingga mencapai dan menenggelamkan kota Eridu yang mungkin sekarang berada di suatu tempat di dasar Teluk Persia.

Teks yang tertulis di tablet menuliskan kisah ini yang jika diterjemahkan akan berbunyi “lalu ada kegelapan di siang hari. Dan di malam hari, bulan seolah-olah ditelan oleh monster. Bumi mulai bergetar dengan kekuatan yang sebelumnya tidak diketahui. Bumi tampak gelisah. Dalam cahaya fajar, awan hitam muncul dari cakrawala. cahaya pergi berubah menjadi gelap kemudian suara guntur menggelegar dan kilat menerangi langit. Pada hari yang tidak terlupakan itu, air bah dengan raungannya dimulai.”

Enki yang menyaksikan bencana tersebut merasakan Simpati atas makhluk ciptaanNya. Akhirnya memerintahkan orang-orang pilihannya untuk membuat perahu.

Di antara sedikitnya orang-orang pilihan itu, ada sosok bernama Zius Sudra atau yang sebenarnya merujuk kepada Nabi Nuh, yang membangun bahtera besar untuk menyelamatkan binatang-binatang dan manusia yang tersisa.

Dalam catatan sejarah mitologi yang berbeda, dikatakan bahwa banjir besar itu konon karena Kemarahan Dewa atas manusia yang melanggar batas populasinya.

Zius Sudra disebut-sebut sebagai raja yang saleh. Tapi dalam tablet rusak yang dinamai pecahan Skyen, ada petunjuk yang menyebut bahwa Zius Sudra adalah pendeta dewa Enki yang mendapat peringatan dari Enki, mengenai banjir besar tersebut dan diperintahkan untuk membangun sebuah Bahtera besar.

Ketika banjir tiba menenggelamkan daratan, Zius Sudra berlayar di atas bahteranya selama 7 hari 7 malam. Di tengah hujan lebat serta badai besar yang melanda tanpa henti disertai gelombang pasang yang dahsyat.

Bahtera itu memuat binatang, keluarga Zius Sudra, dan manusia yang tersisa. Meski akhirnya gelombang pasang dan badai akhirnya berhenti, tapi hujan lebat masih berlanjut selama 40 hari, siang dan malam.

Kisah air bah Danu ini tercatat hampir di setiap peradaban di bumi meskipun dengan versi yang berbeda-beda mungkin dalam versi keagamaan kita sudah tidak asing dan mengetahuinya

Namun dalam sejarah mitologi kuno dikisahkan bahwa setelah 40 hari terapung, Dewa Utu keluar menemui Zius Sudra, yang langsung bersujud di hadapannya. Dan melakukan pengorbanan berupa seekor lembu dan domba.

Saat itu, Anu dan Enlil menjadi marah kepada Enki karena Zius Sudra berhasil menyelamatkan diri berkat peringatannya.

Zius Sudra akhirnya Menghadap Anu dan Enlil, memohon maaf untuk Enki dan pengampunan untuk dirinya sendiri. Melihat bagaimana kesungguhan Zius Sudra akhirnya Anu dan Enlil memaafkan Enki, bahkan memberi Zius Sudra kehidupan abadi karena telah melestarikan hewan yang dibawa dalam bahteranya dan segelintir umat manusia yang dianggap layak untuk melanjutkan kehidupan.

Setelah kejadian itu Zius Sudra konon ditempatkan di negara seberang laut bernama The Land of Dilmun, tempat matahari terbit dari timur. 

Sementara itu dalam versi Akadia yang tercatat dalam epos Gilgames, sebenarnya Enlil yang berperan sebagai penasihat bagi Anu adalah sosok yang menyebabkan banjir tersebut.

Sebagai penasihat, Enlil berkata bahwa manusia telah terlalu banyak membuat keributan dan hal itu sudah tidak dapat ditoleransi. Jadi dia mengusulkan kepada Anu dan dewa-dewa lain supaya memusnahkan manusia. Caranya dengan mengirimkan banjir besar yang bisa melenyapkan seluruh umat manusia dalam waktu singkat.

Dalam versi ini, Nuh bukan dinamai sebagai Zius Sudra, melainkan sebagai Utnapitsing yang diberitahu Enki yang bersimpati pada manusia, bahwa banjir besar akan datang dan memerintahkannya supaya membangun perahu besar.

Sejauh ini penelitian dan penelusuran sejarah telah menunjukkan lewat sampel inti es yang diambil dari Greenland dan antarktika. Bahwa pada puncak zaman es terakhir sebenarnya permukaan laut berada 425 kaki lebih rendah daripada ketinggiannya yang sekarang.

Bagian terpentingnya untuk membuktikan peristiwa banjir besar itu benar-benar terjadi adalah adanya indikasi yang sangat jelas tentang kenaikan air laut yang sangat cepat.

Setelah banjir akhirnya surut ras Anunnaki yang masih Bertahan di bumi membuat rekonstruksi pelabuhan antariksa yang baru. Teks dari Sumeria menjelaskan Bagaimana Anunnaki membuat bangunan yang sesuai dengan posisi bintang.

Teks itu jika diterjemahkan akan berbunyi “Biarkan bumi menjadi dataran dari cerminan langit.” Begitu Enki menyetujui ini, Enlil dari langit yang jauh mengambil tindakan. Enki yang masih berada di bumi memutuskan untuk membangun kembali pelabuhan-pelabuhan antariksa.

Meski sebenarnya mendapat kemarahan dari Enlil, ia memerintahkannya segera kembali ke Nibiru. 

Konon piramida-piramida dan semua bangunan kuno di seluruh dunia yang dianggap mustahil oleh para ahli, bisa dibangun tanpa teknologi yang sangat maju, sebenarnya dibangun oleh Anunnaki. Supaya kelak bisa memandu mereka kembali ke bumi.

Ketika Anunnaki akhirnya meninggalkan bumi pengaruh mereka sudah sangat meluas di setiap sudut dunia dari Mesopotamia, India, hingga ke Amerika Selatan.

Kisah Perjalanan Hidup Manusia

Rasa simpati Enki yang luar biasa, membuat dia memberikan peninggalan yang sangat berharga. Sebelum dia pulang ke Nibiru, dia sempat mengajari manusia pengetahuan yang lebih luas tentang arsitektur, matematika, musik, tulis-menulis, astronomi, politik, pemerintahan, dan sebagainya.

Manusia juga diajarkan olehnya untuk membangun sistem pemerintahan monarki di mana pemimpin-pemimpinnya harus mempertahankan garis keturunan mereka. Sehingga, sebenarnya yang boleh jadi pemimpin hanyalah manusia-manusia yang merupakan hasil perkawinan silang dari ras Anunnaki atau manusia yang secara genetik telah dimanipulasi ulang.

Raja-raja yang ada, sepeninggal Anunnaki dianggap akan bertindak sebagai utusan Anunnaki dan memerintah sesuai dengan prinsip-prinsip kuno yang diajarkannya. Sebab ada aturan untuk mempertahankan garis keturunan.

Mungkin ini bisa menjelaskan mengapa dulu para bangsawan akan merasa enggan untuk melakukan pernikahan jika tidak dengan sesama bangsawan. Beberapa orang berspekulasi bahwa Anunnaki telah berhasil menipu dan mengendalikan bumi melalui pembiakan selektif bangsawan ini selama berabad-abad lamanya.

Hal lain yang diperintahkan oleh Anunnaki sebelum kembali ke Nibiru adalah manusia harus membangun Kuil yang bernama Zigurat yang selaras dengan rasi bintang. Masih dengan tujuan yang sama yaitu memandu mereka kembali ke bumi.

Dalam tablet batu tampaknya kemungkinan bahwa Nibiru akan mendekati planet bumi lagi masih ada dan Anunnaki diperkirakan akan kembali ke bumi untuk memulai lagi kekuasaan mereka atas ras budak yang mereka ciptakan.

Di tahun 2005 dunia perfilman sempat heboh dengan berita pencekalan film yang katanya bisa melunturkan keimanan dan kepercayaan manusia atas asal-usul penciptaannya. 

Film yang membuat heboh itu adalah film berjudul Wan Anunnaki, yang digarap sutradara John Grass yang bahkan tidak terkenal dan diketahui jauh lebih sering mengerjakan spesial efek dibanding jadi sutradara film.

Wan Anunnaki yang digarapnya ini menjadi film independent yang niatnya akan menjadi film Trilogi. Naskahnya terinspirasi dari buku berjudul “The Anunnaki Chronokiles.” karya Zecharia Sitchin.

Penjelasan Sitchin dalam bukunya yang satu itu memang terbilang sangat meyakinkan, karena benar-benar bisa diterima nalar manusia, mengenai Proses penciptaan manusia dari rekayasa genetik alien.

Tapi banyak ahli yang menganggap teori Sitchin ini konyol dan sangat mengada-ngada, sehingga bisa dibantah kebenarannya. Teori Sitchin jadi sesuatu yang sangat kontroversial tapi jelas tidak pernah dicekal dunia.

Begitu pula sebenarnya film Wan Anunnaki, yang menyampaikan gagasan Sitchin dalam bentuk visual dengan sangat detail. Film ini sesungguhnya tidak pernah dicekal siapapun, meski memang filmnya tidak pernah dirilis di Bioskop atau platform-platform lain.

Satu-satunya alasan mengapa Wan Anunnaki tidak tayang adalah karena menurut para mantan kru, serta mereka yang pernah terlibat dalam proses pembuatan film, ini semua karena budgetnya tidak mencukupi dan proses produksi tidak bisa dilanjutkan lebih jauh lagi.

Wan Anunnaki saat ini bisa diakses dengan muda di internet. Bahkan naskahnya pun diperjualbelikan oleh John Grace di Amazon.

Anunnaki yang disebut-sebut pembahasannya bisa membuat iman luntur dan membuat manusia percaya kalau kita semua diciptakan alien, nyatanya tidak seheboh yang diberitakan.

Penyembahan terhadap dewa-dewi Anunnaki diyakini hanya terjadi di era kuno. Karena sejauh ini, hanya ada sangat sedikit bukti yang mendukung keberadaan sekte penyembahan Anunnaki. Alasannya bisa beragam, tapi yang jelas, sepertinya memang karena setiap anggota yang menyembah dewa Anunnaki memiliki kultus masing-masing yang terpisah dari yang lain.


Wiwid Kurniawan, S.Ag.
Wiwid Kurniawan, S.Ag. Belajar Filsafat sejak tahun 2008 dan aktif bertutur tentang filosofi agama Buddha di Jawa Tengah. Menyelesaikan studi S1 jurusan Kepanditaan di STABN Raden Wijaya

Posting Komentar untuk "Anunnaki : Nenek Moyang Bangsa Sumeria (Seluruh Manusia)"