Dunia Surga
Dunia Surga adalah suasana jiwa yang gembira. Contohnya adalah ketika memperoleh barang yang diinginkan, dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana, mendapat makanan yang lezat, mendengarkan alunan musik yang merdu, melihat lukisan yang indah, atau bisa melewati ujian yang sulit.
Akan tetapi, yang menjadi ciri khas kegembiraan Dunia Surga ini adalah sifatnya yang sementara. Sehingga kegembiraan itu tidak bertahan lama. Kegembiraan Dunia Surga segera menghilang seiring dengan berlalunya waktu.
Meski seseorang merasa gembira karena lulus dalam ujian, namun ketika akan menghadapi ujian berikutnya, ia akan kembali merasakan beban yang berat. Meski sekarang sehat, tidak bisa dijamin kesehatan itu akan bertahan selamanya. Meskipun sekarang memiliki kekayaan yang berlimpah, belum tentu dapat dipertahankan hingga seterusnya.
Kegembiraan Dunia Surga adalah kegembiraan sesaat karena tidak mengetahui hal-hal yang akan terjadi setelah masa gembira itu.
Terdapat bermacam-macam Dunia Surga. Surga Kamadhatu terdiri dari 6 Surga. Surga Rupadhatu terdiri dari 18 Surga. Surga Arupadhatu terdiri dari 4 Surga. Jadi keseluruhannya ada 28 Surga.
Kegembiraan Surga Kamadhatu adalah hawa nafsu yang terpuaskan. Kualitas surga ini adalah yang paling rendah diantara surga lainnya.
Kegembiraan dari Surga Rupadhatu adalah kegembiraan yang menyangkut jasmani atau fisik. Misalnya kesehatan yang prima.
Kegembiraan Surga Arupadhatu adalah kegembiraan yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Misalnya kegembiraan karena berhasil menjalankan Syakubuku. Tercapainya kesatuan hati untuk mencapai sebuah impian dan lainnya.
Dari Dunia Neraka hingga Dunia Surga disebut Enam Dunia. Pada umumnya, kehidupan sehari-hari manusia berputar-putar dalam enam Dunia ini. Manusia tidak akan puas dengan kehidupan yang berputar-putar dalam Enam Dunia ini. Manusia berusaha sekuat tenaga untuk terus menuntut kehidupan yang lebih baik melalui ilmu pengetahuan, moral, dan etika.
Dunia Surga adalah suasana jiwa yang sangat gembira. Kita sering mengatakan “Bagaikan berada di Surga” dan lain-lain.
Mengenai Dunia surga, dalam “Surat Kanjin no Honzon” Nichiren Daishonin membabarkan, “Surga adalah gembira.” Oleh karena itu, Dunia Surga adalah suasana hati yang gembira dan merasa sangat puas, sehingga setiap langkah terasa sangat ringan.
Pada zaman India kuno, para dewa yang mereka sembah disebut sebagai manusia surga. Mereka menetap dalam Dunia Surga yang penuh kegembiraan. Dalam Sutra Syohonen dibabarkan, “Disebut sebagai surga karena merupakan tempat berbagai kegembiraan berkumpul.”
Dalam Surga Kamadhatu yang paling atas terdapat Surga Takejizai. Surga yang dihuni oleh iblis Takejizai atau raja iblis surga keenam. Sesuai dengan namanya, iblis ini ingin menguasai jiwa orang lain. Jiwa iblis ini akan menjadi gembira ketika dapat merampas kebebasan orang lain.
Iblis ini bersembunyi dalam jiwa manusia. oleh karena itu, meskipun manusia bisa merasa sangat gembira, namun dapat hilang dalam sekejap. Bahkan perilakunya bisa berubah menjadi menguasai, melukai, dan merampas jiwa orang lain. Perilakunya menjadi sangat egois.
Manusia sering kali berputar-putar dalam Enam Dunia. Memecahkan kesesatan dari Enam Dunia adalah langkah untuk membuka suasana jiwa Empat Dunia Suci yakni, dunia Sravaka, Pratekyabuddha, Bodhisatva, dan Buddha.
Dalam “Surat Perihal Sepuluh Dunia Hukum.” Nichiren Daishonin mengatakan, “Manusia biasa dari enam dunia, menetap dalam Enam Dunia yang pada pokoknya ada...” (Gosyo hlm. 421). Artinya bukan melepaskan diri dari Enam Dunia, namun jangan terombang-ambing oleh penderitaan Enam Dunia. Selanjutnya berdoa pada Gohonzon agar dapat memunculkan jiwa Dunia Buddha yang ada dalam diri kita sendiri. Arti yang dikatakan menetap dalam “Enam Dunia yang pada pokoknya ada...” adalah menggiring suasana jiwa Enam Dunia menuju kebahagiaan sesungguhnya.
Selanjutnya dunia ke tujuh dari Sepuluh Dunia : Dunia Sravaka
Akan tetapi, yang menjadi ciri khas kegembiraan Dunia Surga ini adalah sifatnya yang sementara. Sehingga kegembiraan itu tidak bertahan lama. Kegembiraan Dunia Surga segera menghilang seiring dengan berlalunya waktu.
Meski seseorang merasa gembira karena lulus dalam ujian, namun ketika akan menghadapi ujian berikutnya, ia akan kembali merasakan beban yang berat. Meski sekarang sehat, tidak bisa dijamin kesehatan itu akan bertahan selamanya. Meskipun sekarang memiliki kekayaan yang berlimpah, belum tentu dapat dipertahankan hingga seterusnya.
Kegembiraan Dunia Surga adalah kegembiraan sesaat karena tidak mengetahui hal-hal yang akan terjadi setelah masa gembira itu.
Terdapat bermacam-macam Dunia Surga. Surga Kamadhatu terdiri dari 6 Surga. Surga Rupadhatu terdiri dari 18 Surga. Surga Arupadhatu terdiri dari 4 Surga. Jadi keseluruhannya ada 28 Surga.
Kegembiraan Surga Kamadhatu adalah hawa nafsu yang terpuaskan. Kualitas surga ini adalah yang paling rendah diantara surga lainnya.
Kegembiraan dari Surga Rupadhatu adalah kegembiraan yang menyangkut jasmani atau fisik. Misalnya kesehatan yang prima.
Kegembiraan Surga Arupadhatu adalah kegembiraan yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Misalnya kegembiraan karena berhasil menjalankan Syakubuku. Tercapainya kesatuan hati untuk mencapai sebuah impian dan lainnya.
Dari Dunia Neraka hingga Dunia Surga disebut Enam Dunia. Pada umumnya, kehidupan sehari-hari manusia berputar-putar dalam enam Dunia ini. Manusia tidak akan puas dengan kehidupan yang berputar-putar dalam Enam Dunia ini. Manusia berusaha sekuat tenaga untuk terus menuntut kehidupan yang lebih baik melalui ilmu pengetahuan, moral, dan etika.
Dunia Surga adalah suasana jiwa yang sangat gembira. Kita sering mengatakan “Bagaikan berada di Surga” dan lain-lain.
Mengenai Dunia surga, dalam “Surat Kanjin no Honzon” Nichiren Daishonin membabarkan, “Surga adalah gembira.” Oleh karena itu, Dunia Surga adalah suasana hati yang gembira dan merasa sangat puas, sehingga setiap langkah terasa sangat ringan.
Pada zaman India kuno, para dewa yang mereka sembah disebut sebagai manusia surga. Mereka menetap dalam Dunia Surga yang penuh kegembiraan. Dalam Sutra Syohonen dibabarkan, “Disebut sebagai surga karena merupakan tempat berbagai kegembiraan berkumpul.”
Dalam Surga Kamadhatu yang paling atas terdapat Surga Takejizai. Surga yang dihuni oleh iblis Takejizai atau raja iblis surga keenam. Sesuai dengan namanya, iblis ini ingin menguasai jiwa orang lain. Jiwa iblis ini akan menjadi gembira ketika dapat merampas kebebasan orang lain.
Iblis ini bersembunyi dalam jiwa manusia. oleh karena itu, meskipun manusia bisa merasa sangat gembira, namun dapat hilang dalam sekejap. Bahkan perilakunya bisa berubah menjadi menguasai, melukai, dan merampas jiwa orang lain. Perilakunya menjadi sangat egois.
Manusia sering kali berputar-putar dalam Enam Dunia. Memecahkan kesesatan dari Enam Dunia adalah langkah untuk membuka suasana jiwa Empat Dunia Suci yakni, dunia Sravaka, Pratekyabuddha, Bodhisatva, dan Buddha.
Dalam “Surat Perihal Sepuluh Dunia Hukum.” Nichiren Daishonin mengatakan, “Manusia biasa dari enam dunia, menetap dalam Enam Dunia yang pada pokoknya ada...” (Gosyo hlm. 421). Artinya bukan melepaskan diri dari Enam Dunia, namun jangan terombang-ambing oleh penderitaan Enam Dunia. Selanjutnya berdoa pada Gohonzon agar dapat memunculkan jiwa Dunia Buddha yang ada dalam diri kita sendiri. Arti yang dikatakan menetap dalam “Enam Dunia yang pada pokoknya ada...” adalah menggiring suasana jiwa Enam Dunia menuju kebahagiaan sesungguhnya.
Selanjutnya dunia ke tujuh dari Sepuluh Dunia : Dunia Sravaka
Posting Komentar untuk "Dunia Surga"